01 Juni 2014

Tips Join Trip to Ke Pulau (Contoh Kasus Pulau Harapan)

Tadinya aku dan istri pengen berlibur ke Pulau Tidung, secara Pulau Tidung itu trending topic banget, mainstream gitu deh. Karena kelamaan mikir jadi atau gak jadi, pas mau boking agen ternyata Join Trip ke Pulau Tidung sudah full. Akhirnya istriku gak habis pikir, langsung banting setir ke Pulau tetangga, Pulau Harapan. Apakah pulau harapan ini sesuai “harapan”? berikut ceritanya:
Aku dan Istriku Tersayang
Berangkat dengan taxi dengan ketinggian 30 kaki dari permukaan laut dari rumah di kawasan Kemanggisan, Jakarta Barat pukul 06.00 wib dan tiba di Muara Angke 15 menit sebelum berangkat. Setibanya di Muara Angke, kendaraan sudah padat merayap, sedangkan dermaga belum kelihatan. Kalau dipaksain naik kendaraan, kami gak yakin akan sampai dengan segera. Karena melihat banyak orang dengan tujuan yang sama keluar dari angkutan umum, taxi, mobil, dll, akhirnya kami memutuskan untuk ikut jalan kaki, sepertinya dermaga sudah dekat.

Tips: Sebaiknya memakai celana pendek berbahan ringan, karena di Muara Angke jalannya becek meskipun tersedia angkutan ojek, lebih baik jalan kaki biar sehat.

Janjian dengan agen travel yang tak pernah kami temui secara fisik. Kami hanya mengikuti perintahnya melalui sms, bbm dan telpon. “Naik saja ke kapal Mellas, kapal itu akan membawa Anda ke Pulau Harapan, nanti di Pulau Harapan hubungi mas Futera”, Begitu katanya. Siapapun orang yg dibalik telpon itu, terimakasih karena sudah memandu kami dengan baik.

Untungnya ikut join trip adalah ongkos perjalanan menjadi lebih murah dan kita fokus ke liburan. Segala urusan penginapan, sewa kapal, makan, dan lainnya sudah disiapkan oleh pemandu.

Perjalanan menuju Pulau Harapan kami tempuh kurang lebih 3 jam. Dengan penumpang yg sangat sesak, kami Cuma bisa duduk bersila di tengah-tengah dek kapal. Jangankan selonjoran, peregangan tangan saja mungkin kita akan menciderai kepala orang di samping.

Tips: jika Anda ingin nyaman naik kapal seperti ini, datanglah lebih awal dan pilihlah posisi di dalam dek bawah agak ditengah. Sirkulasi udaranya bagus, gak pengap. Ambillah sebuah pelampung penyelamat dan taruh di dekat Anda. Gunakan saja sebagai alas tidur untuk pengganti bantal (walaupun bukan itu fungsinya). Jumlah pelampung penyelamat sangat minim. Toleransi sesama penumpang, jangan sampai penumpang lain gak kebagian tempat karena Anda asik tertidur.

Setibanya di Pulau Harapan, semua orang sibuk mencari pemandunya. Pemandunya juga sibuk mencari peserta join tripnya. Cara yang mereka gunakan menurut saya kurang keren. Mereka mengandalkan telepon. “saya di sini mas, yang pake baju ijo di tiang listrik” begitu suara seorang pemandu, sedangkan di sana ada banyak orang pake baju ijo yang sama-sama berdiri di bawah tiang listrik.

Mengapa mereka tidak menggunakan cara klasik seperti yang kita lihat di bandara-bandara. Si penjemput membawa spanduk bertuliskan nama tamu yang akan dijemput, saya rasa ini lebih efektif. Atau, beri instruksi melalui sms di mana si peserta harus berkumpul. Anda tentu bisa membayangkan ratusan orang saling telponan di sebuah tempat dan saling mencari-cari.
Setelah bertemu dengan pemandu join trip kami, kami langsung dibawa ke home stay untuk makan siang. Peserta join trip sekitar 20 orang. Di sana aku dapat teman baru, ada Roni, Ceong, Kus, dan Boby.

Hari pertama kami dibawa oleh pemandu kami berwisata ke pulau-pulau terdekat. Kami mengunjungi Pulau Perak dan Pulau Bulat. Di Pulau Perak kami bermain di pantai dan dermaganya. Aku takjub saat melihat seekor penyu melintas di bawah dermaga, penyu yang sangat besar. Baru kali pertama aku melihat penyu di alam bebas (biasanya di kebon binatang).

Tips: gak afdol kalau main ke pulau atau pantai tanpa basah-basahan. Oleh karena itu, selalu gunakan pakaian siap basah (pakaian renang lebih baik). Gak usah bawa baju ganti karena tidak ada tempat bilas di pulau yg kita kunjungi. Biarkan baju kering di badan oleh teriknya matahari di tengah laut saat naik kapal.

Hari ke dua kami snorkeling di dua spot snorkeling. Dan malam harinya barbeque-an.

Tips: buat yang pertama kali snorkeling mungkin akan terasa sulit untuk menggunakan alat snorkeling. Buat cowok, cukurlah kumis Anda karena ada kemungkinan air akan merembes masuk ke dalam kacamata selam. Buat cewek, rapikan rambutnya dengan diikat ke belakang.

Alat snorkel itu digunakan untuk bernapas di dalam air, tetapi pastikan ujung pipanya tetap berada di atas air. Dengan alat snorkel kita bernapas menggunakan mulut, karena hidung akan tertutup oleh kacamata selam. Awas keminum air laut, air laut itu asin. Sekian.
Ikan Hiu dan Remora (Simbiosis Komensalisme)

3 komentar:

  1. Kalau gak ada yang komentar, saya aja yang komentar sendiri...

    BalasHapus
  2. haha, kok kayak putus semangat gitu Pak?
    Buktinya saya aja komen hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wkwkwkw....itu gak serius pak, cuma belajar ngeblog aja.

      Hapus

Terimakasih sudah meninggalkan komentar.