Tadinya aku
dan istri pengen berlibur ke Pulau Tidung, secara Pulau Tidung itu trending
topic banget, mainstream gitu deh. Karena kelamaan mikir jadi atau gak jadi,
pas mau boking agen ternyata Join Trip ke Pulau Tidung sudah full. Akhirnya
istriku gak habis pikir, langsung banting setir ke Pulau tetangga, Pulau
Harapan. Apakah pulau harapan ini sesuai “harapan”? berikut ceritanya:
Aku dan Istriku Tersayang |
Berangkat
dengan taxi dengan ketinggian 30 kaki dari permukaan laut dari rumah di kawasan Kemanggisan, Jakarta Barat pukul 06.00 wib
dan tiba di Muara Angke 15 menit sebelum berangkat. Setibanya di Muara Angke,
kendaraan sudah padat merayap, sedangkan dermaga belum kelihatan. Kalau
dipaksain naik kendaraan, kami gak yakin akan sampai dengan segera. Karena
melihat banyak orang dengan tujuan yang sama keluar dari angkutan umum, taxi,
mobil, dll, akhirnya kami memutuskan untuk ikut jalan kaki, sepertinya dermaga
sudah dekat.
Tips:
Sebaiknya memakai celana pendek berbahan ringan, karena di Muara Angke jalannya
becek meskipun tersedia angkutan ojek, lebih baik jalan kaki biar sehat.
Janjian
dengan agen travel yang tak pernah kami temui secara fisik. Kami hanya
mengikuti perintahnya melalui sms, bbm dan telpon. “Naik saja ke kapal Mellas,
kapal itu akan membawa Anda ke Pulau Harapan, nanti di Pulau Harapan hubungi
mas Futera”, Begitu katanya. Siapapun orang yg dibalik telpon itu, terimakasih
karena sudah memandu kami dengan baik.
Untungnya
ikut join trip adalah ongkos perjalanan menjadi lebih murah dan kita fokus ke
liburan. Segala urusan penginapan, sewa kapal, makan, dan lainnya sudah
disiapkan oleh pemandu.
Perjalanan
menuju Pulau Harapan kami tempuh kurang lebih 3 jam. Dengan penumpang yg sangat
sesak, kami Cuma bisa duduk bersila di tengah-tengah dek kapal. Jangankan
selonjoran, peregangan tangan saja mungkin kita akan menciderai kepala orang di
samping.
Tips: jika
Anda ingin nyaman naik kapal seperti ini, datanglah lebih awal dan pilihlah
posisi di dalam dek bawah agak ditengah. Sirkulasi udaranya bagus, gak pengap.
Ambillah sebuah pelampung penyelamat dan taruh di dekat Anda. Gunakan saja
sebagai alas tidur untuk pengganti bantal (walaupun bukan itu fungsinya).
Jumlah pelampung penyelamat sangat minim. Toleransi sesama penumpang, jangan
sampai penumpang lain gak kebagian tempat karena Anda asik tertidur.
Setibanya
di Pulau Harapan, semua orang sibuk mencari pemandunya. Pemandunya juga sibuk
mencari peserta join tripnya. Cara yang mereka gunakan menurut saya kurang keren.
Mereka mengandalkan telepon. “saya di sini mas, yang pake baju ijo di tiang
listrik” begitu suara seorang pemandu, sedangkan di sana ada banyak orang pake
baju ijo yang sama-sama berdiri di bawah tiang listrik.
Mengapa
mereka tidak menggunakan cara klasik seperti yang kita lihat di
bandara-bandara. Si penjemput membawa spanduk bertuliskan nama tamu yang akan
dijemput, saya rasa ini lebih efektif. Atau, beri instruksi melalui sms di mana
si peserta harus berkumpul. Anda tentu bisa membayangkan ratusan orang saling
telponan di sebuah tempat dan saling mencari-cari.
Setelah
bertemu dengan pemandu join trip kami, kami langsung dibawa ke home stay untuk
makan siang. Peserta join trip sekitar 20 orang. Di sana aku dapat teman baru,
ada Roni, Ceong, Kus, dan Boby.
Hari
pertama kami dibawa oleh pemandu kami berwisata ke pulau-pulau terdekat. Kami
mengunjungi Pulau Perak dan Pulau Bulat. Di Pulau Perak kami bermain di pantai
dan dermaganya. Aku takjub saat melihat seekor penyu melintas di bawah dermaga,
penyu yang sangat besar. Baru kali pertama aku melihat penyu di alam bebas
(biasanya di kebon binatang).
Tips: gak
afdol kalau main ke pulau atau pantai tanpa basah-basahan. Oleh karena itu,
selalu gunakan pakaian siap basah (pakaian renang lebih baik). Gak usah bawa
baju ganti karena tidak ada tempat bilas di pulau yg kita kunjungi. Biarkan
baju kering di badan oleh teriknya matahari di tengah laut saat naik kapal.
Hari ke dua
kami snorkeling di dua spot snorkeling. Dan malam harinya barbeque-an.
Tips: buat
yang pertama kali snorkeling mungkin akan terasa sulit untuk menggunakan alat
snorkeling. Buat cowok, cukurlah kumis Anda karena ada kemungkinan air akan
merembes masuk ke dalam kacamata selam. Buat cewek, rapikan rambutnya dengan
diikat ke belakang.
Alat
snorkel itu digunakan untuk bernapas di dalam air, tetapi pastikan ujung
pipanya tetap berada di atas air. Dengan alat snorkel kita bernapas menggunakan
mulut, karena hidung akan tertutup oleh kacamata selam. Awas keminum air laut,
air laut itu asin. Sekian.
Ikan Hiu dan Remora (Simbiosis Komensalisme) |
Kalau gak ada yang komentar, saya aja yang komentar sendiri...
BalasHapushaha, kok kayak putus semangat gitu Pak?
BalasHapusBuktinya saya aja komen hehe
Wkwkwkw....itu gak serius pak, cuma belajar ngeblog aja.
Hapus